Jumat, 28 Juli 2017

Inspirasi dari Kopi : rasa pahit kopi ibarat kefakiran hidup


Rasa kopi yang pahit dan berasa sedikit manis mengibaratkan pelajaran hidup ternyata memberikan inspirasi kepada kita, dari olahan kopi jika kebanyakan gula ga enak, kebanyakan kopi juga tidak enak, kalau dalam kehidupan hari juga seperti itu rasa pahit kopi ibarat kefakiran hidup kita dan rasa manis gula ibarat harta  kenikmatan hidup dapat aku rasakan jika aku dapat merasakan
hidup seperlunya, tidak melampaui batas.



Kenikmatan kopi terasa jika gula dan kopi ini seimbang sesuai takarannya, jadi ketika meracik kopi memberi gula  secukupnya, untuk lebih menginspirasi berikut ini ada sebuah dialog antara kyai dan santri, dengan cerita dibawah ini saya lebih bisa memahami dan menginspirasi, sehingga cerita ini memberikan pelajaran hidup yang mencerahkan, seperti apa ceritanya, yok disimak berikut ini.

Suatu pagi hujan turun di sebuah pesantren. Kyai nan bijak meminta seorang santri membuatkan minuman kopi.

Kyai : Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.

Santri : Baik, kyai.

Tidak berapa lama, sang santri sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.

Kyai : Cobalah kamu rasakan kopimu , bagaimana rasa kopimu?

Santri : Kyai, rasanya sangat pahit sekali.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : sangat manis sekali, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Terlalu manis. Malah tidak enak, kyai.

Kyai : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

Santri : Aduh kyai, rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa, kyai.

Kyai : Ketahuilah santriku, jika rasa pahit kopi ibarat kefakiran hidup kita dan rasa manis gula ibarat harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa santriku?
Sejenak sang santri termenung, lalu menjawab.

Santri : Ya kyai, sekarang saya tahu, kenikmatan hidup dapat aku rasakan jika aku dapat merasakan
hidup seperlunya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, kyai.

Kyai : Ayo santriku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.
Sang santri lalu mengerjakan perintah kyai.

Kyai : Bagaimana rasanya?

Santri : rasanya nikmat, kyai…

Kyai : Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan yang fakir.

Santri : Terima kasih atas petuahnya, kyai. Saya faham sekarang.

(Sumber cerita dialog kyai dan santri : kerjanews.com)


Cicipi Kopi dari Pertanian Lereng Gunung Slamet, Kopi Gunungsari, 100% Kopi Bubuk Murni diolah secara tradisional dari biji kopi pilihan untuk menciptakan rasa kopi yang lebih alami pesan sekarang klik disini Kopi bubuk Murni Gunungsari Harga 25ribu Pemesanan Kopi Gunungsari Telp/sms : 0896 7299 7768 WA : 0856 4093 0969





Agus Supriyono

Author & Editor

Blog membahas ada apa dengan kopi dan sekaligus jualan kopi gunungsari asli Pemalang harga 25ribu order WA : 0856 4093 0969 HP Telp/sms : 0896 7299 7768

0 komentar:

Posting Komentar

 

Support Blog ini dengan berkunjung dan berbelanja online di situs https://www.lapakdigital.web.id, klik disini Informasi Produk Digital, produk rumahan, peluang usaha online

biz.